Nama : Muhajir, S.Pd.I.,M.A
CGP Angkatan 11
SD Negeri 2 Samudera Aceh Utara
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun
mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching
them what counts is best).
Bob Talbert
Panduan
Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan
Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):
·
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan
dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Patrap Triloka yang berbunyi ing ngarsa sung tulada, ing
madya mangun karsa, tut wuri
handayani yang artinya di depan menjadi panutan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang
memberikan motivasi.
Azas ing ngarso sung tuladha
yang berarti di depan memberi
teladan, memberi pengaruh
pada pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran, yaitu seorang guru hendaknya memberi
contoh, menjadi teladan, dan panutan bagi murid dalam megambil keputusan.
Azas ing madyo mangun karsa yang diterapkan berpengaruh pada bagaimana guru menumbuhkan usaha murid
untuk mengambil keputusan atas situasi
yang dihadapinya.
Untuk melatih murid mengambil keputusan, guru dapat menuntun
murid agar keputusan yang diambil sesuai
dengan nilai kebajikan
Azas tut wuri handayani
artinya guru dapat memberikan
dorongan dan motivasi agar anak berani mengambil
keputusan yang bertanggungjawab.
Kita hanya perlu
menuntun segala yang ada pada anak, mengarahkan dan memberi dorongan supaya anak dapat
berproses dan berkembang. Dalam proses menuntun,
anak akan diberi
kebebasan, dalam hal ini guru sebagai pamong memberikan tuntunan
dan arahan agar anak tidak kehilangan
arah serta membahanyakan dirinya serta anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar
sehingga akan berdampak
pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.
·
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya
adalah nilai kebaikan, kejujuran,
tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari
pemikiran seseorang dalam mengambil
suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.
Dalam pengambilan keputupsan tentunya harus berdasarkan prinsip pengambilan keputusan. Ketiga prinsip ini seringkali membantu
dalam menghadapi pilihan-
pilihan yang penuh tantangan, yang harus kita hadapi sebagai pemimpin pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah:
a.
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
b.
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
c.
Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking)
·
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan
kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu
oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas
pada sebelumnya.
Coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang
dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin
pembelajaran. Sehingga
pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu
permasalahan dengan tehnik coaching dengan alur
TIRTA, sehingga mampu
menghasilkan keputusan yang
tepat dan berpihak pada murid. Tentunya pertanyaan-pertanyaan masih ada dalam
benak kita sebagai guru tentang pengambilan keputusan tersebut. Apakah
keputusan tersebut sudah berpihak
kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil
bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan
yang diambil tersebut
dapat dipertanggung jawabkan.
·
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari
aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Dalam pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti
kesadaran diri, manajemen
diri, kesadaran social,
keterampilan relasi dan pengambilan keputusan
yang bertanggungjawab.
Sehingga diharapkan proses pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh
(mindfull), terutama sadar
dengan berbagai pilihan
, konsekuensi yang akan terjadi, dan meminimalisir kesalahan
dalam pengambilan keputusan.
·
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah
moral atau etika kembali
kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik?
Seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang
dihadapi apakah permasalahan tersebut
merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Dengan nilai- nilai yang dimiliki seorang pendidik
tersebut, baik nilai
inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif seorang pendidik
dapat menuntun muridnya
untuk dapat mengenali potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan mengatasi masalah
yang dihadapi dengan tepat.
Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian
keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah
tersebut termasuk bujukan
moral yang berarti
benar vs salah ataukah dilema
etika yang merupakan permasalahan benar vs benar.
·
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat tentu akan berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman. Kondisi tersebut
adalah kondisi yang kita inginkan. Untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman,
yang harus dilakukan adalah mengenali kasus yang terjadi
apakah kasus tersebut
termasuk dilema etika atau bujukan
moral. Jika kasus tersebut
merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan pengambilan keputusan. berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya.
·
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat
menjalankan pengambilan keputusan
terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan
terkadang sulitnya dalam memilih
mana benar, mana yang harus didahulukan. Kemudian
tatangan lainnya yaitu lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak
memberikan kepercayaan karena merasa lebih
berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang
serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama
benar.
·
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran
yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat
untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Dengan memahami karakter dan potensi murid yang
berbeda-beda guru akan membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran yang berpihak pada anak misalnya
dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi
adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan
belajar, minat, dan profil
belajar siswa tersebut.
·
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Guru adalah pemimpin
pembelajaran sebagai pamong yang diibaratkan seorang petani yang menyemai benih. Benih tersebut dapat
tumbuh subur apabila dirawat,
dan dijaga dengan baik.
Demikian juga dengan murid, seorang
guru bertanggungjawab untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki murid sebagaimana petani yang menyemai
benih untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga setiap keputusan guru akan berpengaruh pada masa depan murid.
Keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan dapat dipertanggung jawabkan, serta memiliki dampak jangka
panjang, akan membawa murid untuk mengembangkan potensinya dengan optimal.
·
Apakah kesimpulan akhir
yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi yang harus
dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara
yang dikaitkan sebagai
pemimpin pembelajaran.
Dalam pengambilan keputusan harus berdasarkan
pada budaya positif dan menggunakan
alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Seorang
guru harus memiliki
kesadaran penuh (mindfullness) untuk
mengantarkan muridnya menuju
profil pelajar Pancasila.
Guru juga harus mengeuasai keterampilan sosial dan
emoosional sehingga dalam
pengeambilan keputusan dapat dilakukan dengan teknik coaching. Dalam perjalanan pasti ada banyak
dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkan
pengambilan dan pengujian
keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut
berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.
·
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang
telah Anda pelajari di modul ini,
yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9
langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Empat paradigma pengambilan keputusan yaitu
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan
(justice vs mercy)
3.
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4.
Jangka pendek lawan jangka
panjang (short term vs long term)
Pentingnya
mengidentifikasi paradigma ini, selain untuk mengelompokkan permasalahan, juga memberikan kejelasan
tentang dua kebenaran dalam dilema yang harus dihapadi
dan diatasi.
Saya juga sudah memahami tentang tiga prinsip pengambilan
keputusan yang terdiri atas 3 prinsip
yaitu
-
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
-
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
-
Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking)
Konsep lain yang sangat penting adalah 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan
yang sangat detail dan terstruktur dan juga memudahkan dalam
mengambil keputusan karena
runut dan terpola
dengan baik. 9 langkah tersebut
adalah
-
Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
-
Menentukan siapa yang terlibat
dalam situasi ini
-
Kumpulkan fakta-fakta yang relevan
dengan situasi ini
-
Pengujian benar atau salah, yang terdiri
atas:
-
Pengujian Paradigma
Benar lawan Benar
-
Melakukan Prinsip Resolusi , yang terdiri
dari 3 prinsip berpikir yaitu:
·
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
·
Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking)
·
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
- Investigasi Opsi Trilema
- Buat Keputusan
- Tinjau lagi keputusan dan refleksikan
·
Sebelum mempelajari
modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana
pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah.
Saat itu saya harus memutuskan siswa saya yang tidak bisa membaca karena
keterbelakangan mental dan siswa yang tidak bisa membaca karena memang
belum bisa. Jika saya menaikkan siswa saya yang keterbelakangan ke kelas berikutnya maka saya juga harus
menaikkan siswa yang tidak bisa membaca yang lainnya.
·
Bagaimana dampak
mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum
dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Saya jadi paham bahwa dalam menyelesaikan masalah harus
melalui tahap- tahap pengambilan
keputusan, berdasarkan prinsip dan paradikma. Saya juga merasa bahwa dalam pengambilan keputusan harus berdasarkan
nilai- nilai keyakinan universal.
·
Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai
seorang individu dan Anda sebagai
seorang pemimpin?
Bagi saya mempelajari modul ini sebagi seorang individu
dan sebagai seorang pemimpin sangatlah penting, hal
ini dapat mendorong saya dalam pengambilan
keputusan berdasarkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan